Sabtu, 23 Maret 2013

kita dan semua dosa

maret , 2012

aku tidak tau pasti kapan kau dan aku memulai suatu hubungan hinga menjadi kita ,bahkan aku lupa itu kapan ,yg ku ingat hanyaaah sebuah wajah cantik dan lugu senyum yg manis dan tawa yang lucu,ya seperti itulah kira" aku mengambarkan dia .
aku mulai berfikir kita di satukan itu bukan sebuah kebetulan karna jauh sebelum saat itu (pertama kami bertemu) kau pernah menjadi adik kelas ku ,namun saat itu kitapun tidak pernah saling kenal , ada satu yang tidak akan aku ceritakan di sini ,ini  adalah hal yg aku ingin tanyakan pada tuhanku (allah swt) .

aku sadar ,aku faham ini hal yg paling bodoh yg aku lakukan bahkan aku mengklaim sendiri klo aku memang bodoh, aku mengabaikan kalo ego dan amarah itu hanya membuat kehancuran .

dosa dosa yg kita lakukan aku tidak sedikitpun ingin berlari dari tanggung jawab ,itu hal yg tidak aku mengerti sampai saat ini ,saat orng tua kita berbincang tentang pernikahan bukan aku menolak ,22 tahun itu masih terlalu dini bagi keluargaku.

Kamis, 16 Februari 2012

for my beloved thankyou so much

Setiap Manusia Tetap Memerlukan Seseorang Disisinya...Tiada Siapa Yang Mampu Meneruskan Hidup Tanpa Seseorang Disisinya".... "Hanya Berkata Bila Perlu....." ..."Nice To See Nice To Hold...Once Broken Considered Sold
Cinta kau terkadang membawa kebahagiaan tetapi juga kesedihan bagi orang lain ,Memang terkadang, sulit bila kita bayangkan, apa dan mengapa seseorang ingin berkorban demi cinta walau harus membayar dirinya dengan kematian..

“ Kau selalu bilang mencintaiku dan itu yang aku selalu nantikan, tapi ketika itu kudapatkan malah kau kini pergi "
to someone apa yang aku lakukan adalah pilihan yang aku tentukan, ini bukan salahmu tapi salah keadaan yang membuatku tak dapat bertahan..

Senin, 09 Januari 2012

Teknik Dasar Photography


Teknik-teknik dasar pemotretan adalah suatu hal yang harus dikuasai agar dapat menghasilkan foto yang baik. Kriteria foto yang baik sebenarnya berbeda-beda bagi setiap orang, namun ada sebuah kesamaan pendapat yang dapat dijadikan acuan. Foto yang baik memiliki ketajaman gambar (fokus) dan pencahayaan (eksposure) yang tepat.

A. FOKUS
Focusing ialah kegiatan mengatur ketajaman objek foto, dilakukan dengan memutar ring fokus pada lensa sehingga terlihat pada jendela bidik objek yang semula kurang jelas menjadi jelas (fokus). Foto dikatakan fokus bila objek terlihat tajam/jelas dan memiliki garis-garis yang tegas (tidak kabur). Pada ring fokus, terdapat angka-angka yang menunjukkan jarak (dalam meter atau feet) objek dengan lensa.

B. EKSPOSURE
Hal paling penting yang harus diperhatikan dalam melakukan pemotretan adalah unsur pencahayaan. Pencahayaan adalah proses dicahayainya film yang ada dikamera. Dalam hal ini, cahaya yang diterima objek harus cukup sehingga dapat terekam dalam film. Proses pencahayaan (exposure) menyangkut perpaduan beberapa hal, yaitu besarnya bukaan diafragma, kecepatan rana dan kepekaan film (ISO). Ketiga hal tersebut menentukan keberhasilan fotografer dalam mendapatkan film yang tercahayai normal, yaitu cahaya yang masuk ke film sesuai dengan yang dibutuhkan objek, tidak kelebihan cahaya (over exposed) atau kekurangan cahaya (under exposed).

 Bukaan Diafragma (apperture)
Diafragma berfungsi sebagai jendela pada lensa yang mengendalikan sedikit atau banyaknya cahaya melewati lensa. Ukuran besar bukaan diafragma dilambangkan dengan f/angka. Angka-angka ini tertera pada lensa : 1,4 ; 2 ; 2,8 ; 4 ; 5,6 ; 8 ; 11 ; 16 ; 22 ; dst. Penulisan diafragma ialah f/1,4 atau f/22. Angka-angka tersebut menunjukkan besar kecilnya bukaan diafragma pada lensa. Bukaan diafragma digunakan untuk menentukan intensitas cahaya yang masuk.

Hubungan antara angka dengan bukaan diafragma ialah berbanding terbalik.
"Semakin besar f/angka, semakin kecil bukaan diafragma, sehingga cahaya yang masuk semakin sedikit. Sebaliknya, semakin kecil f/angka semakin lebar bukaan diafragmanya sehingga cahaya yang masuk semakin banyak."

Kecepatan Rana (shutter speed)
Kecepatan rana ialah cepat atau lambatnya rana bekerja membuka lalu menutup kembali. Shutter speed mengendalikan lama cahaya mengenai film. Cara kerja rana seperti jendela. Rana berada di depan bidang film dan selalu tertutup jika shutter release tidak ditekan, untuk melindungi bidang film dari cahaya. Saat shutter release ditekan, maka rana aka membuka dan menutup kembali sehingga cahaya dapat masuk dan menyinari film.
Ukuran kecepatan rana dihitung dalam satuan per detik, yaitu: 1 ; 2 ; 4 ; 8 ; 15 ; 30 ; 60 ; 125 ; 250 ; 500 ; 1000 ; 2000 ; dan B. .Angka 1 berarti rana membuka dengan kecepatan 1/1 detik. Angka 2000 berarti rana membuka dengan kecepatan 1/2000 detik, dst. B (Bulb) berarti kecepatan tanpa batas waktu (rana membuka selama shutter release ditekan)

Hubungan antara angka dengan kecepatan rana membuka menutup ialah berbanding lurus. "Semakin besar angkanya berarti semakin cepat rana membuka dan menutup, maka semakin sedikit cahaya yang masuk. Semakin kecil angkanya, berarti semakin lambat rana membuka dan menutup, maka semakin banyak cahaya yang masuk"

Kepekaan Film (ISO)
Makin kecil satuan film (semakin rendah ISO), maka film kurang peka cahaya sehingga makin banyak cahaya yang dibutuhkan untuk menyinari film tersebut, sebaliknya semakin tinggi ISO maka film semakin peka cahaya sehingga makin sedikit cahaya yang dibutuhkan untuk menyinari film tersebut. Misal, ASA 100 lebih banyak membutuhkan cahaya daripada ASA 400.

Fotografi bukan segalanya tentang kamera. Dikatakan bahwa fotografi adalah seni bermain dengan cahaya. Tanpa adanya cahaya, maka mustahil fotografi itu ada. Menghasilkan sebuah gambar yang bagus, harus memiliki visi yang kuat dalam hal ‘melihat’. Memperhatikan cahaya, komposisi dan momen adalah hal-hal yang penting untuk diperhatikan dalam membuat foto yang dapat dikategorikan ‘bagus’.

Namun, sepertinya mustahil dapat menghasilkan foto seperti itu jika tidak mengenal dan memahami dari masing-masing teknis fotografi dasar. Fotografi memang bukan segalanya tentang kamera, namun kamera adalah alat untuk menyalurkan visi kita itu. Maka, sekiranya perlu mengenal dan memahami bagaimana kamera bekerja.

Tugas utama dari kamera adalah mengatur intensitas cahaya yang masuk dan pada akhirnya mengenai film/sensor (selanjutnya saya sebut medium). Apabila, kamera mengizinkan terlalu banyak cahaya yang masuk maka medium akan terbakar (overexposed). Dan sebaliknya. Bagaimana agar cahaya yang masuk itu tidak berlebih dan tidak kurang, atau dengan kata lain ‘pas’. Berikut saya jabarkan satu-satu.

Aperture
Atau yang sering juga disebut dengan difragma atau bukaan lensa adalah berfungsi untuk mengatur seberapa besar lensa akan terbuka. Fungsi ini lebih tepatnya terletak pada lensa. Logikanya, semakin besar bukaannya, maka akan semakin banyak cahaya yang akan masuk. Seperti sebuah kran air. Semakin besar kita buka keran tersebut maka akan semakin banyak air yang akan keluar.

Penulisan Aperture yang benar adalah f/x. Sehingga apabila dikatakan nilai Aperture-nya adalah 5.6, maka penulisan yang benar adalah f/5.6. Jadi jangan bingung apabila ada yang bilang bahwa bukaan lensa 2.8 lebih besar dari bukaan lensa 5.6. Karena kalau secara penulisan matematisnya memang benar khan? (f/2.8>f/5.6) Tapi kebanyakan kita malas untuk bilang f/2.8 atau f/5.6, karena kita orangnya simpel sih…

Efek Samping dari Aperture
Seperti obat batuk yang memiliki efek samping, begitu juga dengan aperture. Efek sampingnya adalah semakin besar bukaan lensa, maka akan semakin kecil daerah fokusnya. Dan sebaliknya. Daerah fokus inilah yang biasa dikenal dengan DOF (Depth of Field).

Shutter Speed
Atau yang biasa disebut juga dengan speed atau kecepatan rana bertugas untuk mengatur berapa lama mirror terbuka lalu menutup kembali untuk membatasi berapa banyak cahaya yang akan masuk. Seperti teori keran, apabila kita membuka keran terlalu lama, maka wadah penampung air tadi akan kelebihan sehingga akan meleber keluar. Kalau dalam kasus fotografi, medium akan terbakar.

Penulisan shutter speed yang benar adalah 1/x. Sehingga apabila dikatakan bahwa sebuah foto menggunkanan speed 60, maka penulisannya yang benar adalah 1/60 detik. Jadi jangan bingung kalau dikatakan bahwa speed 60 lebih cepat dibandingkan 30. karena secara penulisan matematis memang begitu khan?

Efek Samping dari Shutter Speed
Seperti berpacaran yang memiliki efek samping, seperti sulit melirik wanita/pria lain, begitu juga dengan shutter speed. Semakin cepat shutter speed, maka akan gambar akan semakin terlihat diam (freeze). Dan sebaliknya, apabila speed terlalu lamban gambar akan terlihat blur dikarenakan gerakan yang terlalu cepat, sehingga objek terlihat bergerak sangat cepat.


ISO atau ASA
Adalah tingkat sensitifitas medium dalam menerima cahaya. Semakin tinggi nilainya, maka akan semakin tingkat sensitifitasnya. Artinya, apabila kita merubah nilai ISO atau ASA ini menjadi lebih tinggi, sedangkan aperture dan speednya tidak diubah, maka medium akan menerima cahaya lebih banyak. Dan sebaliknya.

Efek Samping ISO atau ASA
ISO adalah tingkat sensitifitas sensor (medium), sedangkan ASA adalah tingkat sensitifitas film (medium), jadi perbedaannya hanya dimediumnya saja. Tapi logikanya sama. Kecuali efek sampingnya. Dimana apabila menggunakan film ASA tinggi, maka gambar akan terlihat grainy (berbentuk titik kecil namun banyak). Sedangkan penggunaan ISO tinggi akan menghasilkan noise (seperti bentuk cacing namun banyak). Sedikit aja udah geli apalagi banyak =)

Jumat, 30 Desember 2011

HAPPY NEW YEAR 2012


Senin, 19 Desember 2011

Sedikit Tentang Menangkap Efek Ray of Light (RoL) Dalam Photography



Ray of Light atau disingkat RoL merupakan dari teknik fake lighting, barangkali mempunyai arti berkas sinar yang tertangkap dalam gambar, seperti foto2 di bawah ini:
RoL merupakan faktor WAH yang hebat dalam photography, namun sayangnya RoL cukup sulit untuk didapatkan.
Ada beberapa cara untuk mendapatkan gambar RoL, antara lain :
1.      Cara Alami
2.      Cara Rekayasa Di Lapangan
3.      Cara Pasca Pengambilan Gambar.
Cara Alami
Cara alami tentunya sangat bergantung pada kondisi alam ditempat pengambilan gambar dengan persyaratan yang dibutuhkan sebagai berikut :
  • sumber cahaya dari depan, biasanya tersembunyi antara dedaunan pohon dan hanya mengintip sedikit
  • cuaca agak berkabut (biasanya pagi/subuh atau sore hari)
Cara alami ini butuh keberuntungan dan ketekunan. Sepengalaman saya cukup sulit mendapat konsep, momen dan tema yang pas dengan hanya dalam sekali season pengambilan. Jika kita mendapat konsep, momen dan tema yang bagus, rasanya perlu kita datang lokasi tersebut beberapa kali untuk pengambilan gambar. Sepengalaman saya waktu tersedianya momen yang memungkinkan mendapat RoL sangat terbatas. Jadi untuk mendapatkan ROL yang bagus, tidak cukup datang satu kali saja ke satu tempat, biasanya berkali-kali, atau yang paling gampang, lewat aja tiap hari , pasti suatu saat nemu yang paling bagus.
Waktu motret biasanya saya lakukan sejak pukul 7.30 s/d maksimal 8.30 pagi, kadang masih bisa bagus walaupun sudah jam sembilanan.
Sebagai contoh gambar/foto di atas hanya terjadi kurang dari setengah jam pada saat pertama pengambilan gambar (gambar paling atas), sehingga pada waktu mendapat konsep dan sudut tembak yang tepat, momen RoL sudah sirna (maklum harus mencopot sepatu dan menyeberangi sungai berbatu dengan hati-hati).
Dari pandangan saya gambar diatas bukanlah gambar/foto yang berkualitas dari segi konsep dan tema. Tetapi seperti tulisan saya yang sudah-sudah, bahwa esensi dari tulisan ini yang ingin saya kedepankan, yaitu : memberikan wacana how to segera kepada rekan-rekan yang membutuhkan, agar dapat segera dipraktekan. Seperti motto yang saya anut : lakukan segera apa yang kamu tahu, hasil dan kualitas akan datang seiring dengan pengalaman dan ketekunan mencoba dan belajar. Dan ini compatible dengan konsep photography yang mengedepankan coba … coba … dan terus mencoba untuk mendapatkan produk berkualitas.
Prinsip : seorang maestro photography tak akan pernah menjadi maestro kalau tidak pernah mencoba mempraktekan ilmu yang diperolehnya.
Beberapa teknik yang digunakan mendapatkan RoL adalah sebagai berikut :
1.    Perlengkapan
  • Kamera
  • Lensa standar 18 – 55 mm dan atau 70 – 300 mm
  • Filter GND 0.6x
  • Flash tambahan, kalau ada
  • Tripod, kalau ada
2.    Setelan
  • Focal length : 25 mm s/d 55 mm
  • ISO speed : ISO 200 s/d 400 tergantung ketersediaan cahaya
  • Exposure: 1/25 sec s/d 1/400 sec
  • Aperture : f/2.5 s/d f/5.6
  • Exposure Compensation : 0 s/d – 2
  • Flash : ON atau OFF
Setelan tidak dapat ditentukan (tidak mutlak, hanya sebagai acuan awal penyetelan) tergantung pada ketersediaan cahaya matahari, kelembaban udara/kandungan uap/kabut, jarak bidik, konsep foto dan lain-lain. Latihan berulang-ulang akan melatih insting/naluri penyetalan kamera yang menentukan setelan yang tepat dalam waktu yang singkat.
Pemakaian filter Graduated Neutral density atau Grad ND (GND) Untuk menyeimbangkan exposure antara bagian atas dan bawah, tanpa filter GND anda hanya akan mendapatkan siluet karena filter GND digunakan untuk menghindari perbedaan eksposur antara tanah dan langit yang kontras, karena jika anda membidik ke arah matahari (walaupun mungkin rendah), Anda akan mendapatkan warna langit (putih) yang dominan dan tanah yang hitam sehingga siluet akan muncul dengan menggunakan filter GND maka langit akan terlihat lebih gelap dan  tercipta suasana lebih dramatis.
Flash disetel ON atau OFF atau bahkan ditambah dengan Flash tambahan sangat tergantung pada ketersediaan cahaya matahari dan exposure yang ingin dicapai.
Teknik mendapatkan RoL dari Gambar di atas, saya mengaplikasikan sebagai berikut :
1.    Focal length : 35 mm
2.    ISO speed : ISO 200
3.    Exposure: 1/50 sec dan 1/80sec
4.    Aperture : f/3.5
5.    Exposure Compensation : 0 dan -1 1/3
6.    Flash : ON tanpa external flash

Cara Rekayasa Lapangan
Cara ini adalah dengan merekayasa kondisi lapangan terutama untuk mendapatkan kesan kabut yang sangat diperlukan untuk dapat menangkap RoL dengan konsep dan tema yang diinginkan.
Untuk merekayasa diperlukan alat bantu, diantaranya  adalah :
  • Smoke machine untuk membuat kabut buatan.
  • Lighting yang dipasang bulb (tanpa softbox/honeycomb, dkk) untuk pengganti matahari
Cara Pasca Pengambilan Gambar  
Cara ini disebut juga post-process yaitu gambar/foto yang diambil merupakan gambar tanpa RoL atau dengan RoL yang kurang, yang kemudian dengan bantuan program Photoshop misalnya akan ditambah atau diperkuat RoL-nya. Cara ini menurut beberapa rekan merupakan produk gambar RoL Palsu. Tetapi menurut saya sah-sah saja, terutama jika kesan RoL-nya kurang mantap dihati.

Efek Angin pada Foto Pemandangan

Sebuah foto pemandangan mungkin akan terlihat biasa-biasa saja. Namun, ketika ditambahkan efek angin berhembus pada foto tersebut, tentu lain ceritanya. Artikel kali ini akan memberikan trik memberikan efek angin berhembus pada sebuah foto pemandangan menggunakan software Adobe Photoshop. Step by stepnya sebagai berikut,
1)   Pertama, buat dulu efek angin pada sebuah kanvas baru, klik File > New. Tentukan dimensi kanvas, misal 800×800 pixel. Tekan D pada keyboard Anda untuk mengembalikan Color Palette menjadi hitam dan putih. Berikutnya tekan X untuk membalik warna hitam menjadi foreground. Sekarang masuk ke menu Edit > Fill dan isi warna kanvas Anda dengan warna hitam.
Efek Angin pada Foto Pemandangan ImageGambar 1
2)   Pilih menu Filter > Pixelate > Mezzotint dan seleksi tipe Fine Dots dari sejumlah pilihan yang tersedia. Kanvas akan terisi dengan sejumlah titik-titik tak beraturan. Untuk mengubah titik-titik ini menjadi garis lurus, aplikasikan Filter > Blur > Motion Blur dengan parameter sebagai berikut. Angle = 00, Distance = 999 pixel. Dalam sekejap, hasil gambar terlihat sebagai berikut,
Efek Angin pada Foto Pemandangan ImageGambar 2
3)   Dari gambar tersebut, hanya diperlukan sedikit garis untuk membuat efek angin yang samar. Untuk menghilangkan sisa garis yang tak diperlukan, pilihlah menu Filter > Stylize > Glowing Edge. Masukkan parameter sebagai berikut, Edge Width = 1, Edge Brightness = 20, Smoothness = 11. Klik OK, dan hasilnya di Gambar 3. Selanjutnya, duplikasi layer tersebut, tekan Ctrl + J.
Efek Angin pada Foto Pemandangan ImageGambar 3
4)  Aplikasikan Filter > Distort > Wave dan gunakan setting berikut, Number Of Generators = 15, Wavelength Min = 85 dan Max = 164, Amplitudo Min = 1 dan Max = 15, Scale Horizontal = 100 dan Vertical = 100. Pada pilihan lainnya, pilih type Sine dan Repeat Edge Pixels pada Undefined Areas. Klik OK untuk mendapatkan hasil seperti Gambar 4. Lihat perbedaannya dengan Gambar 3.
Efek Angin pada Foto Pemandangan ImageGambar 4
5)   Tambahkan efek plastik dengan menggunakan Filter > Artistic > Plastic Warp dan gunakan setting berikut, Highlight Strength = 20, Detail = 15, dan Smoothness = 15. Tekan Enter. Anda akan menghasilkan efek seperti Gambar 5.
Efek Angin pada Foto Pemandangan ImageGambar 5
6) Selanjutnya, buka foto pemandangan yang akan di beri efek angin. Lalu pindahkan gambar efek angin ke canvas foto pemandangan menggunakan Move Tool. Sesuaikan area gambar efek angin pada foto pemandangan seperti Gambar 6 dengan menggunakan Edit > Free Transform.
Efek Angin pada Foto Pemandangan ImageGambar 6
7)   Setelah sesuai, ubah Blending Mode menjadi Overlay. Hapus bagian yang tidak diinginkan menggunakan Eraser Tool. Hasilnya, terlihat pada Gambar 7.
Efek Angin pada Foto Pemandangan ImageGambar 7
8)   Untuk membuat foto pemandangan terlihat lebih hidup, dapat digunakan efek perubahan waktu dan suasana gambar. Gunakan Image > Adjustment > Hue/Saturation untuk mendapatkan efek foto pemandangan yang lebih menakjubkan.
Efek Angin pada Foto Pemandangan Image
Efek Angin pada Foto Pemandangan ImageCukup mudan bukan? Sekarang, dengan trik yang sederhana anda bisa menjadi seorang designer dadakan. Selamat mencoba dan semoga berhasil.

Selasa, 06 Desember 2011

Dear John


Aku sangat menyukai novel-novel karangan Nicholas Spark, buat aku, ceritanya berbeda dari cerita yang dibuat pengarang yang lain, pertama setting tempat yang digunakan selalu menggambarkan keindahan wilayah tersebut dan dituturkan sedemikian rupa indahnya sehingga seolah-olah aku turut berada disana, kedua, penuturan tentang kisah cinta yang disampaikan, selalu berkelas, tidak norak atau kampungan, walaupun tokoh yang diceritakannya adalah orang desa atau orang pegunungan dan ketiga, pada beberapa novel yang aku baca dari Nicholas Spark, ia belajar banyak tentang ilmu kedokteran, sehingga ada pelajaran baru yang aku dapat dari membaca karyanya.
Novel “Dear John” sudah cukup lama aku beli, mungkin ada 1-2 bulan yang lalu, aku jarang membeli buku atau novel setelah menikah, jadi aku sangat selektif memilih buku bacaan karena selain harganya mahal, untuk apa aku menyimpan buku yang kurang bermutu untuk diturunkan ke anak cucu nanti. Jadi, saat berniat membaca novel ini, novel ini masih dalam keadaan terbungkus plastik. Novel ini akhirnya bisa kuselesaikan dalam 2 hari saat merenungi sakit gigiku akibat operasi cabut geraham yang kuceritakan sebelumnya.
“Dear John” demikian surat itu dimulai. Dan dari dua kata itu, ada hati yang patah dan dua anak manusia yang hidupnya berubah selamanya. Dear John dimulai dengan narasi John Tyree, seorang pemuda pemberontak tentang masa kecilnya, terutama tentang hubungannya dengan sang ayah. Dengan alur maju, narasi itu terus bergulir hingga ia duduk di bangku kuliah. Namun, John tetap merasa pencarian dan tujuan hidupnya belum tercapai, terlebih karena keputusan kuliah didasarkan pada dorongan ayahnya. Hingga pada suatu klimaks, John memilih meninggalkan bangku kuliah, dan bergabung dalam dinas militer Amaerika Serikat karena tidak mempunyai tujuan hidup yang lain. Ia kemudian ditempatkan di Jerman, dan hanya mendapat beberapa waktu saja untuk berlibur di tempat asal.
Namun, saat itulah kisah sesungguhnya dalam Dear John bermula. Dalam suatu liburan, John bertemu dengan Savannah Curtis. Suatu kebetulan yang bersambungan dengan kebetulan-kebetulan lain, membuat John dan Savannah semakin akrab dari waktu ke waktu. Hal-hal yang sebelum tidak terpikirkan, tidak mungkin dilakukan, ternyata dapat menambah kedekatan antara John dan Savannah. Setidaknya sebelum akhirnya mereka memutuskan untuk menjalin tali kasih. ubungan yang awalnya hanya percintaan musim panas berubah menjadi cinta abadi, membuat Savannah rela menunggu John menyelesaikan penugasannya yang berjanji akan pulang dan menikahinya. Tapi tak satu pun menyangka akan terjadi peristiwa 9/11 di New York yang mengubah dunia dan cinta mereka. Pada saat itu, sebagai tentara, John harus memilih antara cintanya pada kekasih atau negaranya. ketika akhirnya pulang ke kampung halaman, John harus menghadapi kenyataan pahit dan menyadari bahwa cinta ternyata bisa mengubah manusia dengan cara yang tak pernah bisa dia bayangkan sebelumnya.
Novel ini seperti yang sudah diceritakan pada sinopsis di bagian akhir buku, membuat pembaca sudah cukup dapat menebak bagaimana akhir dari hubungan percintaan keduanya, namun Nicholas berhasil mengemas percintaan klasik antara John dan Savannah dengan lebih lembut dan manis, yang kemudian juga membuat produsen sinematografi mengangkatnya ke layar lebar, seperti The Notebook (2004) dan A Walk to Remember (2002).
Novel ini mengajarkan beberapa hal yang menarik mengenai hubungan antar sesama, bukan hanya ujian dari hubungan cinta jarak jauh bertahun-tahun antara John dan Savannah, yang hanya dilalui dengan surat, email dan telpon dalam situasi sulit saat perang. Namun juga seperti yang sudah kuungkapkan diatas, Nicholas belajar banyak hal tentang ilmu kedokteran, John belajar dari Savannah untuk mengenal ayahnya sendiri. Tuan Tyree diduga menderita penyakit sindrom Aspeger, yang tidak pernah disadari sebelumnya oleh John sendiri. Walau semula hal ini membuat John marah, namun ternyata benar apa yang diungkapkan Savannah dan hal ini membuat John lebih peduli dan memperhatikan ayah yang telah membesarkan dia seorang diri.
Ujian perang, dimana semestinya setelah 2 tahun mereka terpisahkan oleh jarak, John kembali pulang dan keluar dari Angkatan Darat, namun tidak kembalinya John membuat Savannah akhirnya menikah dengan teman sepermainannya, Tim, yang mempunyai seorang adik bernama Alan, yang menderita Autis. setelah menikah dengan Tim, praktis Savannah ikut membantu mengurusi Alan, sambil membuka terapi khusus anak autis di akhir pekan dengan berkuda. Suatu hari, Tim jatuh sakit akibat penyakit Melanoma, dan ada nya sel kanker di paru-parunya. Tentu saja ini membuat Savannah terpukul,  sehingga dia bekerja lebih keras. Tim harus dioperasi, dan itu membutuhkan dana yang tidak sedikit. Tim yang sakit parah dan John hadir sebagai ‘the invisible guardian angel’ bagi Savannah.
Beberapa hal yang menjadi perenungan tersendiri bagiku. Pertama, soal hubungan ayah dan anak. Hubungan keduanya seolah-olah hambar alias sepi dari ungkapan rasa sayang terhadap satu sama lain sejak awal, walau Tuan Tyree memang berusaha keras mencintai dan membesarkan John dengan caranya, sejak Ny Tyree meninggalkan mereka berdua, yang diduga oleh John, kepergian ibunya  kemungkinan disebabkan oleh rasa frustrasi Ny Tyree menghadapi suaminya, yang ternyata mengidap penyakit Aspeger (mungkin tidak disadari oleh Ny Tyree bahwa itu sebuah sindrom atau penyakit.) Padahal, keduanya,  John dan ayahnya, entah dalam bentuk apapun mengungkapkan rasa sayang yang mungkin sulit dimengerti satu sama lain. Ini juga yang kadang membuat salah pengertian di antara mereka berdua.
Kedua, cerita ini juga mengungkapkan bahwa cinta akan mengorbankan segala sesuatu untuk kebahagiaan kekasih sejatinya, termasuk mengorbankan kebahagiaan diri John sendiri untuk tidak menikahi Savannah, tapi menginginkan Savannah hidup berbahagia. Seperti kutipan paragraf berikut ini:

Aku menjual koleksi koin ayahku karena akhirnya aku mengerti apa sebenarnya arti cinta sejati. Tim sudah mengatakan padaku—dan menunjukkan padaku—bahwa cinta sejati berarti kau mendahulukan kebahagiaan orang yang kaucintai daripada kebahagiaanmu sendiri, tak peduli betapa menyakitkan pilihan yang mungkin harus kauhadapi. Aku meninggalkan kamar rumah sakit Tim dengan kesadaran bahwa dia benar. Tapi melakukan hal yang benar tidaklah mudah. Akhir-akhir ini, aku menjalani hidup dengan perasaan bahwa sesuatu yang aku butuhkan untuk membuat hidupku lengkap telah hilang. Aku tahu bahwa perasaanku pada Savannah tidak akan pernah berubah, dan aku tahu aku akan selalu mempertanyakan pilihan yang kubuat.

Senin, 05 Desember 2011

Tips / Trik Membuat Foto Slow Speed Shutter




Pada dasarnya suatu foto disebut slow speed shutter apabila foto tersebut diambil dengan shutte speed yang rendah, sehingga muncul efek blur terhadap objek yang bergerak. Berikut ini saya akan memberikan sedikit tips / trik untuk membuat foto menakjubkan dengan teknik slow shutter speed. Anda yang memiliki kamera dengan shutter speed manual pastinya bisa melakukan tehnik ini.
Dalam membuat foto slow speed, anda mutla menempatkan kamera pada posisi yang stabil. Karena bila ada guncangan sedikit saja pada kamera akan membuat foto menjadi blur semua.
Foto slow speed juga identik dengan light painting. Perbedaannya, light painting menggunakan suasana yang benar – benar gelap sehingga yang terlihat di foto Cuma sumber cahaya saja.
Berikut ini tips dan trik membuat foto slow speed yang bagus :
Pertama : letakkan kamera di tempat yang stabil. Anda bisa menggunakan tripot atau meletakan kamera di tempat yang benar – benar stabil. Jangan tolerir tradap sedikit pun goyangan karena akan merusak hasil foto yang kita ingin hasilkan.
Kedua : gunakan fitur self timer. Sering kali kamera sedikit bergoyang ketika anda menekan tombol shutter dan mulai menjepret. Maka untuk mengakalinya, gunakan self timer atau bisa juga menggunakan cable release.
Ketiga : sesuaikan durasi shutter. Jika anda memotret objek manusia, gunakan shutter speed yang tidak terlalu lama, mislanya sekitar 5”. Jadi dalam 5 detik objek foto sebaiknya jangan bergerak biar tidak blur. Bayangkan jika anda menggunakan durasi 20” misalnya, maka kemungkinn blur lebih besar, apalagi kalau objek susah untuk berpose diam.
Terakhir : foto yang over exposed atau under exposed. Jika bermain – main dengan foto slow speed biasanya kita pasti menjumpai foto yang over dan under. Nah, untuk mengatasi foto over, anda bisa set aperture ke yang lebih kecil, misalkan f/22 serta ISO ke nilai minimum. Untuk mengatasi foto under, set aperture ke nilai yang lebih besar, misalkan f/10 serta ISO ke nilai yng lebih tinggi untuk membantu pencahayaan.
Sekian saja tips dan trik membuat foto slow speed shutter, semoga membantu pembaca dalam membuat foto slow speed shutter.

contoh foto
        

51 Spectacular Slow Shutter Speed Digital Photography

photo

photo

Red, Yellow and Green

Teknik Pengambilan Foto Mode Bulb

Apa itu Bulb ?
Bulb merupakan salah satu teknik pengambilan gambar (di fotografi) dengan menggunakan speed yang sangat lambat. Sangat lambat & hampir gak mungkin klo kita memegang kamera dengan tangan, untuk itu di perlukan kaki tiga alias tripod. Penggunaan tripod sangat penting dalam melakukan pengambilan foto mode Bulb. Fungsinya agar tidak terjadi guncangan pada kamera sewaktu pengambilan gambar dilakukan yang dapat membuat gambar berbayang.
Tripod masih bisa diganti dengan meja, atau apapun dimana kamera bisa diletakan dan syaratnya tempat tersebut tidak goyang.
Selain tripod, alat yang wajib ada adalah kamera. Ini alat yang paling penting, klo ga ada kamera mau foto bulb pake apa?? Pake jidat apa pake dengkul.. he.. he.. he.. Alat bantu yang lain yang bisa di pakai untuk bereksperimen adalah senter, lampu-lampu jalan, lampu mobil, kembang api, api, dll.

Teknik bulb ini sering juga disebut teknik melukis dengan cahaya (light graffiti), seperti halnya menggambar di atas kertas. namun perbedaanya adalah pada media yang digunakan. Melukis dengan cahaya adalah sebuah teknik yang menggunakan kamera sebagai alat untuk mereproduksi atau merekam cahaya, yang nantinya akan memadukan titik-titik cahaya menjadi sebuah gambar yang artistik.
contoh foto bulb :




Teknik Pengambilan Foto Bulb:
* Shutter Speed rendah –>lebih dari 3 detik (agar didapat efek pergerakan dari benda yang di foto )
* Diafragma Kecil –>11-22 (Untuk mendapatkan ruang tajam keseluruhan gambar lebih luas dan memungkinkan shutter speed lebih lambat)
* ISO/ASA serendah mungkin –>Menggunakan Tripod & kabel release (bila ada) –> untuk mengurangi guncangan agar gambar yang dihasilkan tidak berbayang.
* MemFokuskan object –>foto bulb tidak hanya sekedar foto landscape(pemandangan/view) saja.melaikan dapat juga ditentukan sebuah objek foto dengan Foreground atau background efek cahaya bergerak (Moving Lights)
* Metering Objek–>dimaksudkan agar objek yang difoto dapat tergambar dengan pencahayaan yang cukup jelas, kecuali jika sang fotografer mempunyai maksud lain dengan men-Set metering objek Under atau Over expos.





Peranan Filter dalam Dunia Photograph


Kadang-kadang, ada yang menanyakan dan meminta saya untuk membahas tentang filter. Ironisnya, saya sendiri tidak memakai filter, dan dalam tulisan ini saya akan menjelaskan sedikit banyak tentang filter dan kenapa saya tidak mengunakannya.

Filter UV, Fluorescent dan Polarizer 
Filter UV, Fluorescent dan Polarizer
Untuk yang belum pernah mendengar aksesoris fotografi ini, filter adalah sebuah lensa yang biasanya berbentuk bulat dan bisa di pasang di depan lensa kamera.
Di era kamera analog / film, penggunaan filter sangat membantu sekali, tapi di era digital, penggunaan filter tidak sepenting dulu.
Mengapa demikian? semua ini terkait dengan fungsi filter. Sebagian filter berguna untuk menyaring warna, menambah kontras, dan membuat efek tertentu seperti melembutkan foto. Nah, di era digital sekarang, kita lebih mengunakan software untuk menyaring warna seperti Adobe Photoshop , Lightroom, Aperture dan lain-lain.

Contoh lens flare 
Contoh lens flare
sebenarnya ada juga kegunaan filter yang bagus di jaman digital, yaitu untuk melindungi bagian depan lensa dari goresan, benturan dan lain. Namun kalau Anda memakai filter yang berkualitas rendah, biasanya itu malah mengurangi kualitas foto misalnya ketajaman dan kontras. Filter yang kurang berkualitas juga membuat foto yang dihasilkan beresiko kena flare (lihat ilustrasi).
Jadi, kalau ingin memakai filter, jangan terburu-buru membeli filter yang murah, tapi belilah yang berkualitas.
Beberapa jenis filter populer dan kegunaannya :
UV/Ultraviolet : untuk menyaring sinar ultraviolet / keunguan. Filter ini sangat populer digunakan untuk outdoor maupun sekedar melindungi lensa.
Polarizer: Filter ini berfungsi membuat warna biru lebih dalam dan kontras, dan juga mengurangi refleksi pada permukaan seperti kaca dan air.
contoh-filter-polarizer 
Kiri: tanpa filter, Kanan: dengan filter Polarizer, warna biru langit menjadi lebih gelap dan keluar

Filter Polarizer juga efektif mengurangi refleksi 
Filter Polarizer juga efektif mengurangi refleksi
Neutral Density (ND): Filter ini berfungsi mengurangi cahaya yang masuk. Biasanya digunakan supaya kita bisa mengunakan bukaan lensa yang besar di lingkungan cahaya yang terang di luar ruangan.
Dengan mengunakan filter bergradasi dengan benar, kita bisa menyeimbangkan eksposur langit dengan permukaan bumi 
Dengan mengunakan filter bergradasi dengan benar, kita bisa menyeimbangkan eksposur langit dengan permukaan bumi
Graduated Neutral Density: Filter ini berfungsi mengurangi cahaya yang masuk tapi bergradasi sampai setengah dari lensa. Biasa digunakan untuk foto pemandangan, untuk menyeimbangkan warna langit dengan permukaan bumi. Di era digital, banyak fotografer mengunakan teknik HDR (high dynamic range) untuk menghasilkan efek yang sama.
Diffusion / Soft: Filter untuk memberikan efek difusse / lembut. Di era digital, fotografer mengandalkan software untuk membuat efek ini.
Color correction: Untuk menyaring warna-warna tertentu seperti warna lampu tungsten. Filter-filter ini sudah jarang digunakan karena di era digital, kita dengan mudah mengubah setting white balance.
Close-up / Macro: Filter yang membuat Anda bisa fokus lebih 1.538em; margin-left: 0px; text-align: justify; padding: 0px;">Mudah-mudahan tulisan ini cukup jelas dan membantu teman-teman sekalian dalam menentukan untuk mengunakan jenis filter tertentu atau tidak sama sekali.
Lebih dekat dengan subjek adalah salah satu cara murah untuk mengubah lensa Anda menjadi lensa makro. Tapi tentunya hasilnya tidak sedetail dan setajam lensa khusus makro.

 

Note of mind © 2011 -- Template created by Rian alvino prasetio --