Selasa, 08 November 2011

kau dan aku

Maka mengertilah kalau aku kemudian memilih jalan yang sulit—seperti sajak Robert Frost yang pedih itu. Two roads diverged in a yellow wood and sorry I could not travel both… Aku lebih suka jalan yang paling jarang dilalui orang, demi membuat perbedaan. Tapi percayalah, kamu selalu menjadi bintang di hatiku. Kamu tentu tahu bahwa bintang mungkin sebuah perlambang: bahwa yang mati pun masih terlihat indah dari kejauhan, bertahun kemudian. Kelak, jika waktu mempertemukan aku dan dirimu kembali, aku akan bercerita tentang senja yang memerah saga. Tentang warna-warni pelangi dan bidadari yang menari di tepi lazuardi. Sekarang hapuskan dulu air matamu. Aku tak kuasa menanggung pedih dan perihmu. Sedihmu adalah tembang megatruh bagiku. Daun-daun yang luruh, lalu lesap ditelan bumi

0 komentar:

Posting Komentar

 

Note of mind © 2011 -- Template created by Rian alvino prasetio --